Ribuan Santri Gelar Istighosah Kubro di Halaman DPRD Kuninga...

image description
icon - Oleh Humas DPRD

Ribuan Santri Gelar Istighosah Kubro di Halaman DPRD Kuningan, Sampaikan Aspirasi Jaga Marwah Pesantren

KUNINGAN – Sekitar 2.000 santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kuningan memadati halaman Gedung DPRD Kuningan, Senin (20/10/2025), dalam kegiatan Istighosah Kubro dan penyampaian aspirasi santri. Aksi damai ini merupakan respons terhadap tayangan di stasiun televisi Trans7 yang dinilai mencederai martabat dan kehormatan dunia pesantren.

Dipimpin para kiai muda dengan restu kiai sepuh, acara diawali dengan pembacaan sholawat, doa istighosah, dan hadhoroh. Koordinator lapangan, K. Uus Syihabuddin A., menyampaikan bahwa gerakan ini lahir dari keprihatinan atas citra pesantren yang kerap disudutkan.

“Pesantren adalah garda terdepan dalam perjuangan bangsa ini. Momentum ini penting untuk menjaga marwah pesantren dan kehidupan beragama di Kabupaten Kuningan,” tegasnya.

Kiai Uus menambahkan, semangat juang para santri sangat besar, dan mereka siap bersinergi menjaga kondusivitas daerah. Ia mengibaratkan, bila seluruh elemen pesantren bergerak, lebih dari seratus ribu orang bisa turun menunjukkan soliditas mereka.

Dalam kesempatan itu, para santri menyerahkan “Surat Pernyataan/Kesepakatan Bersama Pesantren” kepada Wakil Bupati Kuningan dan Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, yang turut hadir. Surat tersebut memuat komitmen pesantren untuk menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sebagai wujud tanggung jawab keagamaan dan kebangsaan.

Pesantren juga menegaskan perannya sebagai garda moral dan spiritual bangsa, yang aktif menebarkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, memperkuat karakter kebangsaan, serta menanamkan akhlak dan cinta tanah air.

Selain itu, komunitas pesantren mendorong pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan dan mendukung pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan pesantren, baik melalui kebijakan maupun anggaran. Mereka juga menolak segala bentuk provokasi, disinformasi, dan upaya perpecahan yang mencederai martabat pesantren, baik di dunia nyata maupun media sosial.

Dalam pernyataannya, para santri mengecam keras tayangan Trans7 yang dinilai memuat fitnah dan framing negatif terhadap pesantren.

“Kami menyesalkan dan mengecam segala bentuk fitnah, framing jahat, dan pemberitaan menyesatkan terhadap pesantren, sebagaimana yang baru-baru ini ditayangkan Trans7. Tayangan itu telah melukai perasaan dan mencederai kehormatan dunia pesantren se-Nusantara,” demikian isi pernyataan bersama tersebut.

Para santri juga menyatakan dukungan terhadap gerakan moral pesantren se-Indonesia untuk melawan pihak mana pun yang menyiarkan atau mendukung tayangan yang menyudutkan pesantren dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Mereka berkomitmen menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas daerah, serta memperkuat sinergi antara pesantren, pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat.

Surat pernyataan tersebut ditandatangani oleh sepuluh pimpinan pesantren terkemuka di Kuningan, di antaranya K. Usman Said (PP Syamsul Huda) dan K. Adnan Hazami Imadudin (PP Darul Huda), sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual santri dalam menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.

Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy mengapresiasi langkah para santri.

“Kami sangat mendukung semangat kebangsaan dan komitmen para santri dalam menjaga keutuhan NKRI dan marwah pesantren. Aspirasi ini akan kami tindak lanjuti dan sampaikan kepada pihak-pihak terkait,” ujarnya.

Zul menegaskan, DPRD Kuningan akan selalu berpihak pada kepentingan pesantren dan masyarakat dalam setiap kebijakan yang diambil.